Translate

Senin, 01 Januari 2018

IPK-UNIVERSITAS



IPK
UNIVERSITAS. Siapa yang tidak mengerti universitas? Writer rasa semua orang baik kaum terpelajar maupun kaum awam sudah mengetahui yang namanya universitas. Banyak orang yang selalu mendambakan universitas-universitas yang hendak mereka masuki kelak usai menempuh sekolah menengah teratas untuk menjadi yang namanya mahasiwa. Tak jarang dari kebanyakan orang berkorban banyak hal untuk meraih yang namanya universitas impian dengan predikat universitas favorit. Akan tetapi, dari sekian ribu orang banyak juga yang gagal untuk menembus sebuah universitas.
Untuk kita yang berhasil menembus universitas yang kita impi-impikan, bersyukurlah dan berbahagialah karena kita termasuk orang-orang yang dipilih dengan berbagai persyaratan yang ditetapkan. Namun, sudahkan kita menjadi benar-benar bahagia dan terlepas dari apa yang kita targetkan? TIDAK. Bagi seorang yang sudah menjadi mahasiswa, masuk universitas impian sudah bukan lagi sesuatu yang membebani pikiran, tetapi, menjadi seorang mahasiswa bukan akhir dari keinginan kita bukan? Kita tidak akan pernah berharap dan tidak akan pernah berdoa untuk menjadi mahasiswa selamanya. Tentu kita akan melukis jalan impian selanjutnya, yakni kerja dengan kedudukan yang terhormat atau dalam sebutan jawa sering diungkap sebagai kerja alusan.
So, what must we do? Kebanyakan dari kita sudah pasti mengambil langkah awal adalah untuk mendapatkan IPK tinggi, apalagi kita yang masih maba. Kebanyakan dari kita sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa baru sering kali beranggapan bahwasannya memiliki IPK tinggi apalagi sempurna merupakan sebuah hal yang sangat kita pentingkan di semester awal-awal sebagai modal kIta di semester akhir-akhir kelak. Ya, tidak mengherankan, memang itu iya, namun, perlu digarisbawahi, sudah cukupkah IPK tinggi atau bahkan cumloud di semester awal merupakan kunci keberhasilan kita untuk melanjutkan mimpi kita yang sebenarnya, yakni mendapat kerja? Sepertinya tidak. Bukankah kerja di dunia itu ibarat bercocok tanam di ladangnya Tuhan? Lantas sudahkah cukup IPK tinggi untuk mengapai sebuah kerja yang membawa kesuksesan dan keberkahan yang luar biasa?
IPK tinggi memang merupakan syarat awal sebuah administrasi, namun, hal yang tidak bisa disepelekan adalah hal yang selanjutnya tidak diperlukan sebuah IPK untuk menentukan apakah kita layak atau tidak, yakni sebuah pengalaman. Kenapa, dari pengalaman itulah kita tahu dan bisa belajar dan memelajari dengan sempurna apa yang hendak disampaikan sang Pemilik Segala pada diri kita. Dari situlah kita bisa mengambil sebuah langkah resolusi untuk beragam permasalahan sebagaimana jalan yang dikehendaki-Nya. Intinya, selain IPK, ada banyak hal lain yang juga berupa soft skill yang kelak bakal selalu kita gunakan untuk bekerja namun tidak tercantum dalam IPK. Dengan kata lain, sebagai mahasiswa bukanlah hanya memelajari apa yang disampaikan di kelas namun, kita harus mempelajari  juga apa yang hanya bisa dilihat saja atau didengar saja atau dirasa saja atau diraba saja dan atau dicium saja. Hal ini tak lain karena Tuhan menyampaikan segala hal melalui beragam cara.
So, change your brain if you just need the best value of IPK for have good work and live happily but you also need another lesson for have doing it.😀😀😀