IPK
UNIVERSITAS. Siapa yang tidak mengerti universitas? Writer rasa
semua orang baik kaum terpelajar maupun kaum awam sudah mengetahui yang namanya
universitas. Banyak orang yang selalu mendambakan universitas-universitas yang
hendak mereka masuki kelak usai menempuh sekolah menengah teratas untuk menjadi
yang namanya mahasiwa. Tak jarang dari kebanyakan orang berkorban banyak hal
untuk meraih yang namanya universitas impian dengan predikat universitas
favorit. Akan tetapi, dari sekian ribu orang banyak juga yang gagal untuk
menembus sebuah universitas.
Untuk kita yang berhasil menembus universitas yang kita
impi-impikan, bersyukurlah dan berbahagialah karena kita termasuk orang-orang
yang dipilih dengan berbagai persyaratan yang ditetapkan. Namun, sudahkan kita
menjadi benar-benar bahagia dan terlepas dari apa yang kita targetkan? TIDAK. Bagi
seorang yang sudah menjadi mahasiswa, masuk universitas impian sudah bukan lagi
sesuatu yang membebani pikiran, tetapi, menjadi seorang mahasiswa bukan akhir
dari keinginan kita bukan? Kita tidak akan pernah berharap dan tidak akan
pernah berdoa untuk menjadi mahasiswa selamanya. Tentu kita akan melukis jalan
impian selanjutnya, yakni kerja dengan kedudukan yang terhormat atau dalam
sebutan jawa sering diungkap sebagai kerja alusan.
So, what must we do? Kebanyakan dari kita sudah pasti mengambil
langkah awal adalah untuk mendapatkan IPK tinggi, apalagi kita yang masih maba.
Kebanyakan dari kita sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa baru sering kali
beranggapan bahwasannya memiliki IPK tinggi apalagi sempurna merupakan sebuah
hal yang sangat kita pentingkan di semester awal-awal sebagai modal kIta di
semester akhir-akhir kelak. Ya, tidak mengherankan, memang itu iya, namun,
perlu digarisbawahi, sudah cukupkah IPK tinggi atau bahkan cumloud di semester
awal merupakan kunci keberhasilan kita untuk melanjutkan mimpi kita yang
sebenarnya, yakni mendapat kerja? Sepertinya tidak. Bukankah kerja di dunia itu
ibarat bercocok tanam di ladangnya Tuhan? Lantas sudahkah cukup IPK tinggi
untuk mengapai sebuah kerja yang membawa kesuksesan dan keberkahan yang luar
biasa?
IPK tinggi memang merupakan syarat awal sebuah administrasi, namun,
hal yang tidak bisa disepelekan adalah hal yang selanjutnya tidak diperlukan
sebuah IPK untuk menentukan apakah kita layak atau tidak, yakni sebuah
pengalaman. Kenapa, dari pengalaman itulah kita tahu dan bisa belajar dan
memelajari dengan sempurna apa yang hendak disampaikan sang Pemilik Segala pada
diri kita. Dari situlah kita bisa mengambil sebuah langkah resolusi untuk
beragam permasalahan sebagaimana jalan yang dikehendaki-Nya. Intinya, selain
IPK, ada banyak hal lain yang juga berupa soft skill yang kelak bakal selalu
kita gunakan untuk bekerja namun tidak tercantum dalam IPK. Dengan kata lain,
sebagai mahasiswa bukanlah hanya memelajari apa yang disampaikan di kelas
namun, kita harus mempelajari juga apa
yang hanya bisa dilihat saja atau didengar saja atau dirasa saja atau diraba
saja dan atau dicium saja. Hal ini tak lain karena Tuhan menyampaikan segala
hal melalui beragam cara.
So, change your brain if you just need the best value of IPK for
have good work and live happily but you also need another lesson for have doing
it.😀😀😀