(Resume
BAB I Pertolongan Pertama pada Emosi Anda dibuat oleh Riwayat Nanik Lestari
pada 5 Syawal 1441/28 Mei 2020)
Ientitas Buku:
Judul Buku :
Pertolongan Pertama pada Emosi Anda
Pengarang :
Guy Winch, Ph. D.
Penerjemah :
Th. Dewi Wulansari
Penerbit :
Gemilang, Jakarta
Tebal Halaman : 448 halaman
Resume:
Buku dengan judul Pertolongan Pertama pada
Emosi Anda ini memiliki pokok bahasan sebanyak 7 bab, yakni penolakan,
kesepian, rasa kehilangaan dan trauma, rasa bersalah, ruminasi, kegagalan dan
rasa rendah diri. Setiap bab di buku ini di bahas mengenai luka-luka tersebut
dan kemudian dibahas mengenai cara penanganan yang mungkin bisa kita lakukan.
Sebagai catatan, setiap cara penanganan dalam setiap luka boleh dipraktikkan
apabila kondisi mental praktikan sudah benar-benar kuat. Panduan ini hanya
diperuntukkan untuk luka-luka ringan dan apabila pemakai merasa memiliki
tingkat luka yang cukup parah yang ditandai dengan ketidakmampuan secara mental
menerima isi dari buku ini maka disarankan harus melakukan penanganan yang
lebih serius bersama ahlinya.
BAB I – Penolakan
Pembahasan
Penolakan
merupakan sebuah hal yang cukup sering kita alami, mulai dari ditolak saat
mendaftar kerja, ditolak saat mendaftar kuliah, ditolak saat melamar seseorang,
ditolak saat menawar barang, ditolak saat bermain dan sebagainya yang
sehari-hari kita temui. Akan tetapi terkadang kita selalu menganggap remeh
sebuah penolakan yang terjadi dan lebih parahnya kerapkali kita meremehkan luka
karena penolakan dan lika psikologis yang ditimbulkannya. Perlu diketahuai ada
empat macam luka psikologis akibat penolakan, yakni rasa sakit emosional, rasa
kemarahan dan serangan, rasa percaya diri yang jatuh dan rasa kebutuhan untuk
menjadi bagian yang terancam. Luka-luka ini perlu kita selesaikan untuk
menghindari adanya komplikasi psikologis lainnya.
Luka Akibat Penolakan
Rasa sakit emosional : mengapa penolakan
bodoh sekalipun terasa sangat menyakitkan. Perbedakan penolakan dari emosi
negative lain adalah kepedihan dari rasa sakit yang ditimbulkannya yang kerap
digambarkan dengan sakit mendapat pukulan diperut atau tusukan di dada. Penolakan
terasa jauh lebih menyakitkan dibanding luka emosional lainnya karena masa lalu
evolusi kita, yakni manusia adalah makhluk sosial; ditolak oleh suku/kelompok
sosial dimasa lalu yang belum beradap berarti kehilangan akses untuk memperoleh
makan, perlindungan dan pasangan yang menjadikan survive sangat sulit. Penolakan tidak mengenal alasan menyebabkan
logika/akal sehat kita tidak efektif. Penolakan berpengaruh pada kemampuan kita
menggunakan pikiran secara jernih.
Kemarahan dan serangan : mengapa pintu dan
dinding dipukul? Penolakan sering memunculkan kemarahan dan dorongan
agresif yang membuat kita merasakan desakan kuat untuk melampiaskannya,
terutama pada yang telah menolak kita dan dalam keadaan terdesak ini apapun
disekitar kita yang menjadi sasarannya. Cara pelampiasan ini pun bisa lebih
serius. Apabila luka psikologis yang ditimbulkan akibat penolakan tidak
ditangani segera, bisa mengakibatkan adanya infeksi yang memicu kerusakan yang
lebih serius pada jiwa seseorang. Hubungan antara penolakan dan serangan sangat
erat dan sangat penting bagi kta untuk menyadari bahwa luka karena penolakan
bisa memicu tindakan yang tiak pernah terpikr akan kita lakukan.
Rasa percaya diri yang jatuh : menghukum
diri sendiri ketika sudah terjatuh. Sering kali kita menambah pengalaman
penolakan dengan bersikap sangat kritis terhadap diri sendiri dan terus
menghukum diri sendiri yang sebenarnya ini sangat berbahaya sebab mampu dengan
mudah menimbulakn infeksi yang bisa memunculkan kerusakan kesehatan jiwa. Dalam
hubungan romantis/lamaran kerja/lainnya, sikap kritis ini bisa menjadi masalah
karena bisa jadi kita menghabiskan berjam-jam untuk menganalisis apa yang
keliru kita lakukan/ucapkan. Padahal yang sebenarnya, penolakan yang kita alami
diakibatkan kurangnya chemistry/kriteria yang dibutuhkan, bukan
kesalahan/kekurangan kita.
Rasa kebutuhan untuk menjadi bagian yang
terancam : manusia yang membutuhkan manusia lain bukanlah manusia paling
miskin. Alasan yang membuat rasa percaya diri kita begitu rapuh terhadap
penolakan adalah karena kita dilengkapi dengan kebutuhan mendasar untuk merasa
diterima orang lain. Sebagian dari kita memiliki kehidupan menantang sehingga
untuk memenuhi kebutuhan diterima oleh orang lain ini menjadi tantangan yang
sesungguhnya.
Penanganan
Penolakan yang kita alami
sifatnya sangat signifikan atau berulang-ulang terjadi atau keduanya. Apabila
luka yang terjadi akubat penolakan ini tidak ditangani resikonya bisa sangat
berat. Dalam penanganan ini ada empat penangan untuk memulihkan luka akibat
penolakan. A (berdebat dengan kritik terhadap diri sendiri) dan B
(membangkitkan kembali harga diri) yang ditujukan untuk mengatasi luka
emosional dan harga diri. C (memulihkan hubungan sosial) ditujukan untuk
menangani rasa kebutuhan untuk menjadi bagian yang terancam. A,B dan C juga
ditujukan untuk mengatasi kemarahan dan doronngan agresif. D (menurunkan
sensitifitas) ditujukan unntuk perasaan terbiasa, sifatnya optional karena
menimbulkan efek samping terhadap emosi.
Penanganan A : berdebat dengan kritik terhadap diri
sendiri. Ketika terjadi penolakan
kita sering mencari “apa yang salah” dari diri kita sehingga ditolak. Mencari
kesalahan ini hanya akan memperparah kondisi kita dan memperlambat penyembuhan.
Karena itu lebih baik melakukan kesalahan/kekurangan dari pada mengkritik diri
sendiri atas kesalahan/kekurangan yang kita lakukan. Untuk mengatasi kritik
yang kritis terhadap diri sendiri ini maka perlu dilakukan “berdebat dengan
suara yang kritis terhadap diri sendiri dan menggunakan perspektif yang lebih
ramah”. Untuk memenangkan debat internal ini maka perlu poin-poin pembicaraan
dan argumen untuk merumuskan pemahaman yang lebih seimbang. Langkahnya yaitu:
1. Membuat daftar (tertulis) tentang pikiran negative
yang kritis terhadap diri sendiri tentang penolakan yang terjadi.
2. Membuat kontra argument sebagai bantahan terhadap
sikap kritis kita tersebut.
3.
Tiap
teringat/punya pikiran kritis pada diri sendiri, segera lontarkan kontra
argument yang sudah kita buat.
Bentuk-bentuk kontra
argument tersebut ada bermacam-macam. Untuk hubungan romanis kita harus
menyadari bahwasannya “orang yang ditolak tidak melakukan kesalahan apapun dan
penolakan yang terjadi tidak ada kaitannya dengan dengan kekurangan yang ada
pada diri sendiri maupun orang lain”. Untuk tempat bekerja kita harus meyakini penolakan
yang diterima bukan merupakan cerminan dari kinerja kita maupun karakter kita.
Menghadapi penolakan ini kita harus mengamati sampai sejauh mana hal itu
dimotivasi oleh usaha memenuhi budaya negative ditempat kerja atau sebuah penghinaan
dalam perusahaan karena ambisi/persaingan/upaya menarik perhatian pimpinan.
Untuk di masyarakat/pertemanan kita harus menyadari penolakan yang terjadi
bukan disebabkan oleh kesalahan kita/kesalahan mereka, namun karena saling
kesediaan memberikan waktu/perhatian untuk bersama. Ketika mereka meninggalkan
kita, mungkin karena kita tidak mampu memberikan waktu/perhatian sebab
pekerjaan/keluarga/hubungan/pertemanan lain yang lebih kita/mereka pentingkan
sebab sesuatu yang lebih urgent. Jadi jelas sekali hal ini tidak ada
hubungannya dengan diinginkan/tidaknya kita sebagai teman.
Penanganan B : membangkitkan kembali harga diri. Cara terbaik untuk mengurangi rasa sakit akibat
penolakan dan memulihkan rasa percaya diri kita adalah mengingatkan diri kita
pada aspek-aspek penting dari karakter kita yang menurut orang lain berharga
dan diperlukan (walaupun tidak demikian menurut orang yang menolak kita). Hubungan
dengan rasa harga diri memainkan peranan yang sangat penting dalam proses
pemulihan dari luka akibat penolakan. Adapun langkah yang bisa kita lakukan
untuk membantu mengatasi hal ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat daftar tertulis yang berisi lima karakter,
sifat dan ciri dari diri kita yang sangat kita hargai.
2. Menyusun daftrar tersebut berdasarkan urutan
kepentingannya.
3. Memilih dua dari tida teratas lalu membuat sebuah
tulisan pendek yang berisi:
Ø Mengapa kualitas ini penting bagi saya?
Ø Bagaimana kualitas ini memengaruhi hidup saya?
Ø Mengapa kualitas ini menjadi bagian penting dari citra
diri saya?
Penanganan C : memulihkan hubungan sosial. Sakit mental yang kita alami mungkin akan membuat
kita ragu untuk melibatkan orang lian namun kita harus mengatasi rasa takut dan
meminta dukungan pada orang lain/sosial untuk menghidupkan kembali perasaan
akan hubungan sosial. Dukungan sosial mampu menciptakan pengingat langsung akan
hubungan yang berarti bagi kita yang mampu memulihkan perasaan menjadi bagian
yang hilang. Dukungan sosial juga merupakan hal sangat penting jika penolakan
tersebut melibatkan unsur diskriminasi. Hal ini dikarenakan untuk mengurangi
perasaan marah dan depresi, memperkuat identitas kelompok, dan mengimbangi efek
membahayakan dari tidak dihargai oleh budaya yang dominan.
Bentuk-bentuk untuk
mendapatkan dukungan sosial tersebut bisa kita peroleh dengan beberapa cara.
Pertama menemukan afiliasi baru dengan lingkungan yang lebih baik. Penolakan
memang mennyakitkan, tapi kita bisa memandangnya sebagai kesempatan untuk
menilai apakah pasangan/lingkungan sosial/teman/majikan kita merupakan tempat
yang baik bagi kepribadian/gaya hidup/karakter kita. Sering kali kelompok
sosial yang menjadi pilihan kita didorong keadaan. Sekedar hanya melewatkan
waktu bersama kelompok dengan siapa kita merasakan ikatan yang kuat bisa
membantu memulihkan perasaan keterikatan sosial walaupun tidak banyak kata yang
diucapkan. Untuk menentukan siapa yang kita pilih untuk membantu memulihkan
perasaan sosial ini adalah mereka yang kemampuannya memadai dalam mengungkapkan
empati dan dukungan terhadap keadaan kita.
Kedua meikmati kudapan
sosial. Sama seperti menikmati kudapan makanan untuk meringankan/menghilangkan
rasa lapar, maka menikmati kudapan sosial juga perlu kita lakukan untuk
meringankan/menghilangkan rasa lapar kita akan sosial. Sebuah penelitian
mendapati bahwa foto dari orang-orang terkasih adalah kudapan sosial yang
paling bernutrisi untuk emosi setelah mengalami penolakan. Mengingat hubungan
baik/interaksi yang hangat yang pernah kita milik dengan orang terdekat/terkasih
mampu mengurangi agresi yang muncul karena penolakan. Membaca
surel/surat/melihat video/menggunakan benda kenangan dari orang
terkasih/terdekat kita sangat meringankan luka karenaa penolakan yang juga
disertai rasa kesepian.
Penanganan D : menurunkan sensitifitas (kurang peka terhadap diri sendiri). Cara ini dilakukan untuk membuat diri kita merasa terbiasa dengan sebuah penolakan. Teknik ini dikenal dengan desensitisasi. Semakin kita sering berhadapan dengan situasi yang kita anggap tidak nyaman, maka kita akan semakin terbiasa (merasa tidak akan terganggu dengan hal itu). Teknik ini memang efektif, akan tetapi tidak boleh terlalu sering dilakukan (harus dengan bijak). Teknik ini boleh dilakukan dengan dua syarat, yaitu apabila kita merasa harga diri kita telah siap menghadapi tantangan dan setelah mempertimbangakan dengan saksama bagaimana kita mampu menerapkan penanganan ini dengan cara yang menurut kita bermanfaat.
Lalu kapan kita harus pergi untuk mendapatkan pertolongan ahlinya (psikolog/dokter spesialis kejiwaan)? Pertama apabila penolakan yang kita alami begitu dalam (misal ditolak oleh keluarga/lingkungan karena agama atau hal wajar lainnya). Kedua apabila mengalami penolakan kronis selama jangka waktu tertentu. Ketiga apabila kita masih merasa sangat hancur dan berhubungan dengan orang lain masih sangat beresiko. Keempat apabila kemarahan dan agresifitas kita terlalu kuat hingga kita tidak mampu mengendalikan/berpikir untuk melukai diri sendiri/orang lain.