Translate

Sabtu, 28 Desember 2019

Bahayanya Hati Ketika Hilang Pemaafnya

BAHAYANYA HATI KETIKA HILANG PEMAAFNYA

*** 

Hal paling besar dalam kehidupan. Hal paling besar untuk mental. Menurutmu apakah itu? Apakah harta yang melimpah? Apakah kekuasaan yang luas? Apakah kekuatan yang sangat dahsyat? Oh….. Dengarkanlah….. Ini suara dari jiwa yang tertekan….. Jiwa yang pernah berkali-kali ingin bunuh diri….. Jiwa yang berkali-kali mengalami gangguan mental…… 

***

Salam,
Duhai pagi yang mewah
Duhai dunia yang menawan
Duhai hidup yang penuh petualangan
Aku, Si jiwa tercekik
Leher terjepit seutas tali
Oh…. Dengarlah
Oh….. Bacalah
Sudahilah dendam,
Bukalah hati,
Pemaaflah
Jika ingin bahagia
Lagi mentalmu sehat

***

Dendam itu berbahaya, tapi tak lebih bahaya dari hilangnya pemaaf, Marah itu berbahaya, tapi tak lebih bahaya dari hilangnya pemaaf, Kanker itu berbahaya, tapi tak lebih bahaya dari hilangnya pemaaf, Iri dengki itu berbahaya, tapi tak lebih bahaya dari hilangnya pemaaf, Kenapa pemaaf? Pemaaf itu dahsyat. Pemaaf itu obat. Pemaaf itu cinta. Bukankah Allah itu pemaaf? Bukankah Allah itu Mahacinta? Bukankah Allah itu Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Memaafkan itu kunci kedamaian. Memaafkan itu kunci cinta. Memaafkan itu kunci kebahagiaan. Kenapa harus memaafkan? Karena memelihara cinta. Kenapa harus memelihara cinta? Bukankah Allah menciptakan manusia dengan cinta? Cinta itu bersih, suci, membahagiakan. Kalau ada yang tidak bersih, tidak suci dan tidak membahagiakan, itu bukan cinta. Cinta itu kebaikan. Kalua tidak baik itu bukan cinta. Cinta harus terpelihara di hati setiap insan agar setiap insan memiliki sikap pemaaf dan pemaaf harus ada untuk memelihara cinta. Paket pasangan ini harus dipelihara dengan baik agar jiwa itu sehat. Mental itu butuh nutrisi dan nutrisi mental itu dari jiwa yang penuh dengan pasangan cinta-pemaaf. Karena dengan pasangan inilah maka segala sifat buruk manusia itu bisa dengan mudah dikendalikan. Dengan pasangan inilah insan bisa melihat cahaya kebenaran dengan begitu mudah.

Berat ya memeliharanya? Ya, memang. Itulah kenapa Allah memilih kita, bani an-naas, untuk menjadi kholifah dimuka bumi ini. Kalau gagal bagaimana? Ya itu ujian. Kata psikolog saya, kalau maunya yang sesuai dengan keinginan pribadi adanya di surga. Nah, ayo sekarang berjuang memelihara pasangan cinta-pemaaf ini biar nanti kita bisa menikmati surga.

Salam semangat,
Dariku,
Orang yang pernah lari dari kenyataan dan berkali-kali mencoba bunuh diri