Adab dan Ilmu
Kita sepakat bahwasannya
ADAB LEBIH UTAMA DIBANDING ILMU. Kesepakatan ini pun tak hanya kesepakatan kita
semata, melainkan juga kesepakatan yang berasal dari para pewaris nabi. Nabi
sendiri juga menekankan bahwa akhlak itu mencerminkan iman, bahwa yang paling
bagus imannya adalah yang paling bagus akhlaknya.
Disisi lain terkadang terlintas
sebuah pemikiran, ilmu dan adab ini apakah memang dua hal yang berbeda? Ilmu dan
adab apakah dua hal yang saling terpisah? Jika adab saja yang bagus namun tiada
ilmu akan jadi apa? Pun jika sebaliknya, ilmu bagus tapi tak ada adab akan jadi
apa? Bukankah keduanya sangat berbahaya? Adab bagus akan membuat kita disukai semua
manusia, tak hanya manusia mungkin seluruh alam pun menyukai kita, namun jika
tidak ada ilmu mana bisa adab itu terbentuk? Atau jika adab bagus namun tak ada
ilmu, hal positif yang kita miliki dari adab bagus ini mau ditujukan untuk apa?
Bukankah bisa-bisa ditujukan unttuk kemungkaran juga? Sebaliknya, jika ilmu
saja yang bagus sudah pasti kita tahu akan secerdas apa seluruh manusia namun
jika adab ditinggalkan kita juga sudah tahu sehancur apa kehidupan manusia itu
yang diakibatkan ilmu tanpa adab.
Poin lainnya, ilmu
bukankah suatu hal yang membangun adab? Tanpa ilmu mana bisa adab terbentuk? Jika
adab tidak terbentuk bagaimana bisa tercipta sebuah peradaban? Jika tak ada peradaban,
lantas kehidupan ini untuk apa? Jika kita menganggap adab dan ilmu adalah dua
hal yang terpisah, rasanya sulit sekali untuk menyatukan ilmu dan adab atau
lebih tepatnya menghargai ilmu dan adab sebagai satu paket lengkap.
ADAB MEMANG LEBIH UTAMA
DIBANDING ILMU BUKAN BERARTI ADAB DAN ILMU ADALAH DUA HAL YANG TERPISAH. Ilmu
adalah hal yang mendasari terbentuknya adab. Adab adalah pondasi terwujudnya
peradaban. ATAU DENGAN KATA LAIN MUNGKIN BISA DIKATAKAN ORANG TIDAK LAYAK
MENYEBUT DIRINYA BERILMU JIKA DIRINYA TIDAK BERADAB, dan sudah pasti tidak layak
seseorang berkata memiliki/mengikuti peradaban jika ia sendiri tidak beradap
sebab jika tidak beradap juga tidak akan ada peradaban.
Jika adab boleh dirombak
jadi dua hal kelompok ilmu, untuk lebih tepatnya mungkin ilmu tersebut bisa
dikelompokkan menjadi ilmu dasar dan ilmu pengembangan. Ilmu dasar adalah ilmu
akhlak yang mana ilmu ini akan menuntun si penuntut ilmu beradap dan ilmu
pengembangan adalah ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu fisika, kimia, matematika,
biologi, hadits, fiqih, dll yang mana ilmu ini akan menuntun adab menjadi
peradaban. Jika kita sudah belajar ilmu dasar maka kita wajib belajar ilmu
pengembangan. Dua ilmu ini adalah pondasi manusia untuk membentuk peradaban.
Peradaban yang baik sudah pasti harus dibentuk dengan komposisi yang baik. Jika
komposisi peradaban adalah pondasi peradaban tersebut, yakni ilmu dasar dan
ilmu pengembangan, maka kedua ilmu tersebut harus baik. Ilmu pengembangan sudah
pasti harus mematuhi ilmu dasar, sebab sesuai hukum yang kita sepakati hal-hal
yang berada dalam ranah pengembangan itu tidak boleh melawan hal-hal yang
berada di ranah dasar. Sebagai contoh ilmu dalam ranah pengembangan adalah kloning,
dan ilmu dalam ranah dasar semisal tentang akhlak berketurunan, maka sudah jelas
kloning tidak boleh melanggar akhlak berketurunan tersebut agar peradaban
tercapai karena memang dibangun dengan adab.
Dengan demikian, bisa
disebut bahwa adab adalah ilmu (yakni ilmu akhlak/ilmu dasar) dan ilmu (baik
ilmu dasar maupun pengembangan) itu adalah adab itu sendiri. Jika ada orang
berilmu namun tidak beradab, ada hal yang perlu dipertanyakan, yakni apakah dia
benar-benar sudah berilmu atau ia hanya berilmu disebagian saja, alias ilmunya
tidak lengkap. Jika kita tahu ada orang yang ilmunya kurang lengkap, itu adalah
tugas kita bersama untuk saling berbagi ilmu, bukan mengata-ngatai bahwa si a
tidak punya adab, si b tidak beradap, si c tidak berilmu, si d goblok, etc.
Tulisan ini hanya sebuah
uneg-uneg agar kita tidak terlalu memisahakan ilmu dan adab. Penulis hanya
ingin menegaskan bahwasannya ilmu dana dab itu dua hal yang saling terkait satu
sama lain, tidak bisa dipisahkan. Selamat merenungi dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan. Salam BACA-TULIS.