Translate

Jumat, 21 Juli 2017

Keluarga Bahagia

            Keluarga bahagia itu yang seperti apa? Apakah keluarga yang kaya raya? Apakah keluarga yang memiliki status sosial tinggi? Apakah keluarga pejabat? Apakah keluarga yang disebut orang pintar? Atau keluarga yang memiliki seribu ketenaran apalah itu namanya?
Tentu saja bukan semua itu. Keluarga yang bahagia itu cukup sederhana. Keluarga bahagia adalah keluarga yang meraih kesuksesan dalam hidupnya. Akan tetapi, bagaimana untuk mencapai sebuah keluarga yang bahagia? Simpel. Hanya dengan berbicara. Ya, pembicaraan yang terjadi secara statis dan linear antarsesama anggota keluarga merupakan salah satu kunci untuk mencipta keluarga bahagia. Kenapa? Karena dengan komunikasi menjadikan kita sebagai seseorang yang sangat dihargai dalam sebuah keluarga. Dengan kita merasa dihargai dalam sebuah keluarga menjadikan kehadiran kita terasa penting dalam keluarga itu. Nah, dengan sendirinya hal ini akan menumbuhkan rasa kasih sayang dalam keluarga itu sehingga rumah terasa nyaman dan menyenangkan.
Ketika rumah telah terasa nyaman dan menyenangkan, bagaimana mungkin kita tidak akan merindukan rumah kita sendiri? Bagaimana mungkin kita tidak akan pulang kerumah? Tentu saja semua anggota keluarga akan merindukan rumah sehingga mereka pulang. Inilah kebahagiaan nyata yang bisa kita dapat dan rasakan ketika kita telah memiliki yang namanya keluarga. Lalu, bagaimana cara kita menjadikan rumah kita nyaman dan menjadi tempat untuk mendapatkan kebahagiaan?
Ya tentu saja anggota rumah itu harus pandai-pandai menjadikan suasana rumah kita selalu terjadi komunikasi. Namun siapa orang yang berperan penting dalam memulainya? Bannyak masyarakat yang masih menganggap seorang isterilah yang harus bertanggung jawab atas itu. Isteri diwajibkan untuk selalu menjaga, mengurus dan merawat rumah dan seluruh penghuninnya. Akan tetapi, kenyataannya bukan hanya seorang isteri yang harus melakukan hal itu, terlebih dalam komunikasi tentu tidak hanya seorang isteri yang wajib melakukannya. Logikanya, bagaimana mungkin terbentuk komunikasi yang harmonis jika hanya seorang isteri yang harus menjaga terjadinya komunikasi antaranggota keluarga? Tentu saja tidak akan pernah terjadi. Faktanya, sebuah keluarga tidak akan menjadi bahagia jika hanya sebelah pihak yang mencoba untuk menjaga komunikasi sementara pihak lain mengabaikan komunikasi itu. Sebab, sebuah komunikasi bisa dilakukan hanya apabila ada dua belah pihak yang saling berinteraksi.
Oleh sebab itu, anggapan masyarakat bahwa seorang isterilah yang paling bertanggung jawab besar terhadap bahagia tidaknya sebuah keluarga harus kita benahi. Anggapan ini sungguh salah kaprah. Karena pada dasarnya proses menciptakan sebuah keluarga yang bahagia itu dimulai ketika seorang wanita dan pria menikah menjadi pasangan suami isteri yang sah. Sejak saat itulah, seorang suami isteri memulai langkah awal untuk membentuk sebuah keluarga yang bahagia. Karenanya, suami isteri itu harus menjalin komunikasi setiap hari entah siapa dulu yang memulai dengan membahas hal yang tidak penting atau hanya sekedar basa-basi hingga membahas hal-hal yang sangat penting sekalipun. Apabila salah satu tidak mementingkan sehingga tidak menginginkan untuk saling menghubungi, maka hal ini merupakan tanda awal kegagalan membentuk keluarga yang bahagia. Oleh karenanya, jelas, komunikasi untuk membentuk keluarga yang bahagia merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh suami maupun isteri dan mereka juga wajib mengajarkannya pada keturunannya kelak.
So, kesimpulannya adalah keluarga bahagia adalah keluarga yang sukses dalam hidupnya dan kebahagiaan itu hanyalah dicipta ketika terdapat komunikasi antasesama anggota keluarga yang terjalin dengan baik dan menyambung. Hal ini seperti kata pepatah, lidah adalah senjata paling berbahaya di dunia yang bisa melindungi maupun menghancurkan siapapun juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar