Jatuh Cinta
Jatuh cinta merupakan sesuatu yang dahulu menurutku adalah hal yang
memalukan. Dahulu aku diajari tidak boleh jatuh cinta. Entah apa alasannya, aku
hanya dilarang jatuh cinta dan saat aku mengaku menyukai seseorang (saat itu
aku masih SD, entah kelas berapa) aku selalu diolok-olok oleh ayahku sendiri. Sampai
pada umurku yang 20-an, aku masih memegang teguh nilai bahwa jatuh cinta adalah
hal yang memalukan. Karena semasa kecil sama ayahku dilarang, aku akhirnya
memandang jatuh cinta adalah hal yang bodoh karena itu sama saja dengan berbuat
kesalahan yang akibatnya menurutku buruk dan sangat fatal. Itu pemikiranku sejak
SD sampai umurku 20-an.
Saat ini aku mulai memasuki umur yang ke 26 tahun. Di usiaku yang
sekarang aku mulai berpikir terbuka tentang jatuh cinta. Aku bahkan memandang
cinta dengan pandangan yang jauh berbeda dari sebelumnya. saat ini bagiku jatuh
cinta adalah sebuah rahmat dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Jatu cinta
merupakan bagian dari naluri manusia itu sendiri. kodrat dan fitrahnya kita sebagai
manusia. Sebagaimana ghorizah kita, yaitu ghorizah nauq yang berarti naluri mempertahankan
keturunan. Dari sini aku memandang cinta adalah hal yang sangat bagus dan
berarti sangat positif.
Kita semua pasti pernah jatuh cinta, entah pada siapa atau pada apa
pun itu. Jikalau belum, maka nanti kita juga akan mengalaminya. Entah kapanpun
itu. Aku sendiri pernah jatuih cinta saat awal-awal masuk SMA. Aku jatuh cinta
pada seseorang yang pertama kali aku temui dan ternyata teman sekelasku. Saat itu
aku tak berani mengakui. Hal ini tidak lain karena pola pikirku yang memandang
jatuh cinta dan cinta adalah perkara negative sebagaimana yang aku sampaikan di
awal tadi. Namun, untuk sekarang aku berani mengakuinya dan aku pernah
mengungkapkannya dan hasilnya aku ditolak.
Apa aku malu dan rendah diri usai ditolak? Ya, sangat. Ini pertama
kalinya aku mengakui bahwa aku jatuh cinta dan aku ditolak untuk peprtama
kalinya jatuh cinta. Namun, aku tak membiarkan diriku jatuh terpuruk. Aku memilih
untuk bangkit dan memperbaiki diriku. Jujur saja, aku masih mengharapkannya. Aku
tahu dirinya belum berpasangan, karena itu aku masih mengharapkannya. Namun kali
ini aku tak mau menyapanya apalagi mengontaknya terlebih akrab dengannya. Tahu kenapa?
Karena aku telah belajar tentang jatuh cinta yang sesungguhnya. Dari apa yang
aku pelajari jatuh cinta seharusnya tak membawa kita mendapati dosa karena
sejatinya cinta itu suci. Karenanya aku tak mau mengotori jatuh cintaku dengan
sesuatu yang membawa dosa.
Apa alasanku jatuh cinta pada orang tersebut? Hal ini tak lain
karena aku merassa sudah sangat akrab dengannya dan sudah sangat kenal
dengannya bertahun-tahun lamanya padahal baru pertama kali kami bertemu. Hal yang
terdengar sangat aneh, namun itulah kenyataannya. Bagiku dia seindah langit. Maka
akan aku perjuangkan dia melalui jalur langit. Aku sudah pernah memperjuangkan
dia melalui jalur bumi, namun belum terijabah. Kali ini aku ingin
memperjuangkannya melalui jalur langit. Jika saja tidak dia orangnya yang kelak
bersamaku, aku menang. Hal ini karena aku terhindar dari dosa sebab pacarana atau
pun hubungan tanpa status. Aku yakin jika bukan dia orangnya, akan Tuhan ganti
dengan yang jauh lebik baik dan lebih tepat untukku. Apabila nanti dialah
orangnya maka aku senang, sebab apa yang aku inginkan terwujud.
Sekian cerita tentang jatuh cinta ku. Aku hanya ingin menyampaikan
bahwa jatuh cinta itu sesuatu yang positif dan cinta juga merupakan hal yang
positif. Ajarkan tentang jatuh cinta secara tepat sejak dini agar kita bisa menjaga
kebaikan generasi. Cinta bukanlah sesuatu yang buruk apabila kita mampu untuk
menjaga kesuciannya. Dan berjatuh cintalah dengan cerdas agar logika tetap ikut
berjalan selama kita jatuh cinta. Semoga ada hikmah yang bisa diambil dari
cerita singkatku 😊.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar