Malu
Malu itu hal yang wajar. Diantara kita pasti pernah mengalami hal
memalukan. Entah malu karena kesalahan, ketidaksengajaan atau karena sebuah
insiden yang menurut kita memalukan. Kalau belum pernah mengalami malu, suatu
saat atau suatu detik nanti kita juga akan mengalaminya. Dan kabar baiknya,
malu itu merupakan sebuah perasaan yang sangat wajar terjadi bahkan sebagai manusia,
malu adalah sebuah rasa yang dijunjung sangat tinggi. Hal ini dikarenakan malu
adalah sebuah ajaran dan pelajaran yang membuat manusia menjadi manusia. Bagaimana
tidak, jika dengan adanya rasa malu itu, kita akan menjadi manusia yang
berhati-hati dalam bertindak agar terhindar dari rasa yang memalukan. Selama
kita tidak sengaja untuk merasa malu, itu sangat manusiawi. Tidak mengapa rasa
malu itu hadir dan menghampiri kita.
Apa kamu punya cerita yang memalukan? Jawab saja dengan jujur di
dalam hatimu sendiri. Kalau aku punya cerita memalukan. Ada dua cerita
memalukan ku. Yang pertama cerita maluku saat aku meledak marah-marah dan yang
kedua adalah rasa maluku karena aku kurang percaya diri dan takut orang.
Cerita pertamaku adalah aku malu karena marah-marah. Jadi, hari itu
aku sedang menginterogasi kakakku yang menelan mentah-mentah apa yang dikatakan
ibuku tanpa mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya. Aku menginterogasinya di
depan khalayak umum. Kemudian kakak iparku menginterupsi dengan gayanya yang
kasar kepadaku. Gaya ngomong kasarnya itu membuatku seketika terpancing amarah
dan aku bertengkar dengan iparku yang kemudian meledak menjadi pertempuran
keluarga. Disini aku meledak kehilangan kewarasanku karena iparku. Aku juga
bertengkar dengan kakak laki-lakiku yang membela isterinya. Akibatnya perang
baratayuda (perang saudara) terjadi di keluarga besarku. Pada akhirnya ayahku
memisahkan kami dengan satu bentakan kerasnya. Alhasil kami diam seribu bahasa dan
melanjutkan aktifitas kami yaitu ibadah sholat isya’ dengan suasana yang
tegang. Usai sholat, tak ada pembicaraan. Kami menuju tempat kami
masing-masing.
Peristiwa di cerita pertamaku itu terjadi dua tahun yang lalu. Akan
tetapi, suasana pertengkaran itu masih terasa sampai sekarang. Aku dan kakak laki-lakiku
masih renggang teramat jauh dan parahnya aku menjadi membiarkannya untuk
bersikap demikian. Walhasil aku menyadari sesuatu yang memalukan dari diriku
sendiri. Hal ini adalah aku yang meledak marah-marah di malam itu hanya karena
perkara yang sepele dan tidak berarti. Aku malu pada diriku sendiri yang
kehilangan kesabaran hanya karena merasa terancam dan akibatnya meledak marah. Ini
akan kujadikan pelajaran seumur hidupku bahwa aku tidak boleh marah-marah
sembarangan. Jujur saja aku tidak nyaman mendapati diriku yang semarah itu dan
semeledak itu hanya karena masalah sepele. Semoga saja kedepannya aku berhasil
mengendalikan marahku dan mengendalikan diriku sepenuhnya.
Cerita keduaku adalah aku malu karena aku tidak percaya diri dan
merasa takut orang. Hal yang sedikit unik ini aku alami entah karena trauma
atau apa. Aku masih tidak tahu. Jadi tadi malam ada acara kumpulan kelompok
usaha tani di rumah orang tuaku. Aku diajak untuk menyuguhkan snack untuk
jamuan pertemuan. Namun, aku tak berani masuk rumah dan aku hanya sampai dekat
pintu. Aku ketakutan dan tidak percaya diri untuk menunjukan diriku kehadapan
banyak orang. Walhasil, pada akhirnya snack yang kubawa, kubawa kembali ke
dapur. Disini aku sangat malu karena aku tak berani menunjukkan wajahku
kehadapan publik. Aku malu karena aku kalah dengan rasa takut orangku dan aku
kalah dengan rasa tidak percaya diriku.
Sekian ceritaku tentang malu. Padahal kita semua seharusnya
memiliki rasa malu yang bersifat positif. Mungkin sebagai contoh adalah rasa
maluku pada cerita pertamaku. Aku malu karena telah melakukan sesuatu yang
sangat buruk dan kurang bagus, yakni marah dan meledak di sembarangan tempat. Sebagaimana
sebuah hadits yang mengatakan “Malu adalah tanda kebaikan”. Dari sini kita bisa
mempelajari bahwa memiliki sifat malu adalah tanda kita memiliki kebaikan. Sebab
dengan adanmya rasa malu kita mampu menghindarkan diri dari sifat-sifat tercela.
Sedangkan rasa malu yang negative sebainya kita hindari karena jatuhnya kita
jadi minder. Sebagai contoh adalah cerita keduaku itu dimana aku malu karena
rasa takut orang dan rasa tidak percaya diri. Hal ini menunjukkan rasa malu
yang seharusnya tidak perlu. Semoga ada hikmah yang bisa diambil dan menginspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar