Translate

Senin, 06 Januari 2025

Malu

 Malu

Malu itu hal yang wajar. Diantara kita pasti pernah mengalami hal memalukan. Entah malu karena kesalahan, ketidaksengajaan atau karena sebuah insiden yang menurut kita memalukan. Kalau belum pernah mengalami malu, suatu saat atau suatu detik nanti kita juga akan mengalaminya. Dan kabar baiknya, malu itu merupakan sebuah perasaan yang sangat wajar terjadi bahkan sebagai manusia, malu adalah sebuah rasa yang dijunjung sangat tinggi. Hal ini dikarenakan malu adalah sebuah ajaran dan pelajaran yang membuat manusia menjadi manusia. Bagaimana tidak, jika dengan adanya rasa malu itu, kita akan menjadi manusia yang berhati-hati dalam bertindak agar terhindar dari rasa yang memalukan. Selama kita tidak sengaja untuk merasa malu, itu sangat manusiawi. Tidak mengapa rasa malu itu hadir dan menghampiri kita.

Apa kamu punya cerita yang memalukan? Jawab saja dengan jujur di dalam hatimu sendiri. Kalau aku punya cerita memalukan. Ada dua cerita memalukan ku. Yang pertama cerita maluku saat aku meledak marah-marah dan yang kedua adalah rasa maluku karena aku kurang percaya diri dan takut orang.

Cerita pertamaku adalah aku malu karena marah-marah. Jadi, hari itu aku sedang menginterogasi kakakku yang menelan mentah-mentah apa yang dikatakan ibuku tanpa mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya. Aku menginterogasinya di depan khalayak umum. Kemudian kakak iparku menginterupsi dengan gayanya yang kasar kepadaku. Gaya ngomong kasarnya itu membuatku seketika terpancing amarah dan aku bertengkar dengan iparku yang kemudian meledak menjadi pertempuran keluarga. Disini aku meledak kehilangan kewarasanku karena iparku. Aku juga bertengkar dengan kakak laki-lakiku yang membela isterinya. Akibatnya perang baratayuda (perang saudara) terjadi di keluarga besarku. Pada akhirnya ayahku memisahkan kami dengan satu bentakan kerasnya. Alhasil kami diam seribu bahasa dan melanjutkan aktifitas kami yaitu ibadah sholat isya’ dengan suasana yang tegang. Usai sholat, tak ada pembicaraan. Kami menuju tempat kami masing-masing.

Peristiwa di cerita pertamaku itu terjadi dua tahun yang lalu. Akan tetapi, suasana pertengkaran itu masih terasa sampai sekarang. Aku dan kakak laki-lakiku masih renggang teramat jauh dan parahnya aku menjadi membiarkannya untuk bersikap demikian. Walhasil aku menyadari sesuatu yang memalukan dari diriku sendiri. Hal ini adalah aku yang meledak marah-marah di malam itu hanya karena perkara yang sepele dan tidak berarti. Aku malu pada diriku sendiri yang kehilangan kesabaran hanya karena merasa terancam dan akibatnya meledak marah. Ini akan kujadikan pelajaran seumur hidupku bahwa aku tidak boleh marah-marah sembarangan. Jujur saja aku tidak nyaman mendapati diriku yang semarah itu dan semeledak itu hanya karena masalah sepele. Semoga saja kedepannya aku berhasil mengendalikan marahku dan mengendalikan diriku sepenuhnya.

Cerita keduaku adalah aku malu karena aku tidak percaya diri dan merasa takut orang. Hal yang sedikit unik ini aku alami entah karena trauma atau apa. Aku masih tidak tahu. Jadi tadi malam ada acara kumpulan kelompok usaha tani di rumah orang tuaku. Aku diajak untuk menyuguhkan snack untuk jamuan pertemuan. Namun, aku tak berani masuk rumah dan aku hanya sampai dekat pintu. Aku ketakutan dan tidak percaya diri untuk menunjukan diriku kehadapan banyak orang. Walhasil, pada akhirnya snack yang kubawa, kubawa kembali ke dapur. Disini aku sangat malu karena aku tak berani menunjukkan wajahku kehadapan publik. Aku malu karena aku kalah dengan rasa takut orangku dan aku kalah dengan rasa tidak percaya diriku.

Sekian ceritaku tentang malu. Padahal kita semua seharusnya memiliki rasa malu yang bersifat positif. Mungkin sebagai contoh adalah rasa maluku pada cerita pertamaku. Aku malu karena telah melakukan sesuatu yang sangat buruk dan kurang bagus, yakni marah dan meledak di sembarangan tempat. Sebagaimana sebuah hadits yang mengatakan “Malu adalah tanda kebaikan”. Dari sini kita bisa mempelajari bahwa memiliki sifat malu adalah tanda kita memiliki kebaikan. Sebab dengan adanmya rasa malu kita mampu menghindarkan diri dari sifat-sifat tercela. Sedangkan rasa malu yang negative sebainya kita hindari karena jatuhnya kita jadi minder. Sebagai contoh adalah cerita keduaku itu dimana aku malu karena rasa takut orang dan rasa tidak percaya diri. Hal ini menunjukkan rasa malu yang seharusnya tidak perlu. Semoga ada hikmah yang bisa diambil dan menginspirasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar