Translate

Sabtu, 13 Juni 2020

Pertolongan Pertama Penanganan pada Luka Psikologis yang Terjadi pada Kesepian

(Resume BAB II Pertolongan Pertama pada Emosi Anda dibuat oleh Riwayat Nanik Lestari pada 22 Syawal 1441/14 Juni 2020)

Ientitas Buku:

Judul Buku                  : Pertolongan Pertama pada Emosi Anda

Pengarang                   : Guy Winch, Ph. D.

Penerjemah                  : Th. Dewi Wulansari

Penerbit                       : Gemilang, Jakarta

Tebal Halaman            : 448 halaman

Resume:

            Buku dengan judul Pertolongan Pertama pada Emosi Anda ini memiliki pokok bahasan sebanyak 7 bab, yakni penolakan, kesepian, rasa kehilangaan dan trauma, rasa bersalah, ruminasi, kegagalan dan rasa rendah diri. Setiap bab di buku ini di bahas mengenai luka-luka tersebut dan kemudian dibahas mengenai cara penanganan yang mungkin bisa kita lakukan. Sebagai catatan, setiap cara penanganan dalam setiap luka boleh dipraktikkan apabila kondisi mental praktikan sudah benar-benar kuat. Panduan ini hanya diperuntukkan untuk luka-luka ringan dan apabila pemakai merasa memiliki tingkat luka yang cukup parah yang ditandai dengan ketidakmampuan secara mental menerima isi dari buku ini maka disarankan harus melakukan penanganan yang lebih serius bersama ahlinya.

 

BAB II – Kesepian

Pembahasan

Dunia yang menyempit karena mudahnya komunikasi bisa terbentuk melalui jaringan sosial/media seharusnya mampu mengusir kesepian, tetapi kenyataan sering berlawanan sebab yang menentukan rasa kesepian bukanlah kuantitas hubungan tapi kualitas hubungan serta seberapa jauh diri kita menganggap bahwa kita terasing (secara sosial maupun emosional). Kesepian memiliki kesamaan dengan merokok yang menggerogoti kesehatan/mengurangi usia hidup kita seiring dengan intensitas seringnya kita merokok karena dapat membahayakan dengan cara yang jauh melampaui pembatasan terhadap kebahagiaan mendasar kita yang bisa memicu depresi klinis, pikiran/perilaku bunuh diri, permusuhan dan gangguan tidur. Kesepian mengancam kesehatan secara umum (seperti gangguan sistem kardiovaskuler, gangguan sistem endokrin dan gangguan sistem imunitas) dan gangguan mental (seperti ketidakmampuann mengambil keputusan, menurunnya perhatian dan konsentrasi, terganggunya penilaian terhadap sesuatu serta ancaman penyakit alzeimer), serta hilangnya rasa keterdsakan yang menyebabkan kita jarang mendahulukan kebutuhan untuk melepaskan diri dari cengkeramannya dan merawat luka psikologis kita. Kesepian bersifat menular dengan tingkat kedahsyatan penularan bergantung pada tingkat kedekatan antara orang yaag kesepian dengan orang yang tidak kesepian, baik orang yang di dalam/luar lingkungan dekat orang yang sedang kesepian.

Luka Akibat Kesepian

Kesalahan persepsi yang menyakitkan : mengapa kita merasa tidak terlihat tetapi rasa kesepian kita tampak. Mengingat masa kesepian/terasing secara sosial (seperti tidak diundang dalam acara ulang tahun teman) sudah membuat kita memberikan penilaian negatif tentang sistem pendukung sosial kita saat ini, memunculkan rasa malu, meningkatkan kegelisahan sosial, membuat suasana hati dan rasa percaya diri jatuh serta merusak optimisme. Kesepian membuat kita menilai orang lain dan dan hubungan/interaksi sosial yang kita miliki dengan penilaian yang kasar dan negatif. Kesepian juga mempengaruhi bagaimana orang lain melihat kita sebagai orang yang kurang menarik/kurang cerdas sehingga mereka menjauhi kita. Hal ini merupakan ironi dari kesepian dimana kita merasa tidak terlihat akan tetapi orang lain bisa melihat kita dengan jelas bahkan mereka mampu melihat kesepian yang kita alami.

Ramalan yang mengalahkan diri sendiri : mengapa berusaha lebih keras justru mengarah pada kegagalan. Periode transisi/perubahan menjadi awal mula kesepian itu terjadi dan kita akan melakukan penyesuaian sehingga terbebas dari kesepian. Namun, apabila kita gagal melepaskan diri dalam periode waktu yang sewajarnya, kita menjadi terjebak di dalamnya, dibuat tidak berdaya karena gelombang sakit emosional, dikalahkan oleh rasa tidak berharga dan putus asa dan dikuasai kehampaan karena keterasingan sosial dan emosional yang kita alami. Hal ini disebabkan oleh persepsi keliru yang menyakitkan, kita lari menuju lingkungan perlindunan diri dan penghindaran yang menciptakan ramalan yang dipenuhi rasa kesendirian sehingga tanpa sadar menjauhkan orang lain dari kita.Kebimbangan dan ketidakpercayaan memenuhi diri kita setelah lama mengalami penolakan dan kesepian yang memunculkan ketakutan. Akibatnya kita mendekati/berinteraksi dengan orang lain dengan sikap tidak percaya, curiga, sinis dan gelisah atau bahkan menghindari mereka. Semakin lama kita terjebak dalam kesepian maka kita akan semakin membuat siapapun enggan berinteraksi dengan kita sehingga hal ini menjadi pendorong bagi kita merasa sebagai korban yang pasif dari dunia yang keras/kejam. Meski sebenarnya adalah kita sendiri yang menjadi kontributor utama yang menyebabkan kita menjadi korban, namun kita tidak mampu menyadarinya dengan mudah.

Otot hubungan yang terhenti : kita memanfaatkan mereka/kita kehilangan mereka. Ketika kita tidak memiliki hubungan yang berarti dan dalam dengan orang lian/tidak mampu mencurahkan diri kita ke dalam hubungan yang kita miliki berarti kita tidak lagi melakukan rangkaian keahlian yang dibutuhkan untuk menjaga hubungan. Hal ini karena kita gagal menggunakan otot-otot relasi secara teratur/tidak menggunakannya dengan benarsehinga otot kita melemah/kehilangan kemampuannya. Untuk mengatasinya kita perlu mempelajari kemampuan baru serta menemukan keberanian untuk praktik, apapun resiko emosional yang ditimbulkan. Memahami kebutuhan/perasaan seseorang dari perspektif  orang tersebut penting untuk menciptakan/mempertahankan pertemnan yang dekat/keintiman emosional.

Penanganan

Kesepian akibat hubungan yang mengalami perpisahan akan terasa lebih lega apabila kita melakukan langkah-langkah untuk menjalin hubungan dengan teman-teman maupun orang-orang terkasih kita.ada enam langkah penanganan yang bisa kita lukakn untuk menangani luka psikologis akibat kesepian. Penanganan A dan B (mengenali perilaku mengalahkan diri sendiri) ditujukan untuk memperbaiki kesalahan persepsi yang disebabkan oleh kesepian dan perilaku mengalahkan diri sendiri. Penanganan C (memperhatikan sudut pandang orang lain) dan D (memperkokoh ikatan emosional) untuk memperkuat otot-otot relasi yang penting bagi pembentukan hubungan baru/memperkuat hubungan yang sudah terjalin. Penanganan E (menciptakan peluang bagi terjalinnya koneksi sosial) untuk mengenali kesempatan-kesempatan baru untuk menjalin ikatan sosial. Penanganan E (mengadopsi hewan) untuk mengurangi penderitaan sosial, khususnya bagi yang memiliki pilihan terbatas untuk mengembangkan/memperbaiki kualitas hubungan sosial.

Penanganan A : singkirkan kacamata yang diwarnai dengan pikiran negatif. Kesepian membuat kita selalu waspada, siap untuk menghadapi kekecewaan dan penolakan yang kita percaya pasti datang sehingga kita kehilangan koneksi sosial dengan cara yang membuat orang lain menjauhi kita. Untuk menyingkirkan kacamata ini ada beberapa step yang harus kita lakukan. Pertama, melawan sikap pesimis (memikirkan/membayangkan hal buruk tentang diri kita dalam sebuah interaksi sosial) degan membayangkan skenario keberhasilan yang wajar, serta membiarkan orang lain mengenali kita, mengobrol sedikit, bertukar salam, mengomentari cuaca, menanyakan akhir pekan pada orang lian. Keuda, menghilangkan tuduhan/sikap skeptis (pikiran buruk mengenai bagaimana perasaan orang lain terhadap kita) dengan mengingat sejarah bagaimana bisa bersama dengan orang lain tersebut dan pengalaman bersama apa yang membuat hubungan/persahabatan terjalin dan bertahan sejauh ini. Terakhir, bertindak untuk mengalahkan perasaan sebagai korban pasif (merasa tidak mampu mengubah keterasingan sosial, emosional dan keintiman) dari dunia yang kejam. Adapun beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam bertindak:

1.      Memeriksa nomor telepon/alamat telepon/kontak sosial media lainnya, kemudian membuat daftar orang yang kita anggap teman/kenalan baik.

2.      Mencatat kapan terakhir berinteraksi pada masing-masing orang.

3.      Menyusun daftar berdasakan siapa saja yang pernah membuat kita banga pada diri kita. Lalu menghubungi 2-3 orang pada akhir pekan.

4.      Mengunjungi situs-situs yag memuat daftar pertemuan, lalu mencari kategori mereka untuk melakukan meeting.

5.      Mengenali >2 kegiatan/hobi/topik yang menarik bagi kita untuk mengikuti pertemuan-pertemuan itu kemudian menggunakan daftar teman-teman kita untuk diajak gunak menciptakan hubungan pertemanan yayng baru.

Penanganan B : kenali perilaku yang mengalahkan diri sendiri. kesepian membuat kita mendekati orang dengan sikap waspada, curiga dan keraguan yang nanmpak jelas sehingga membuat mereka menjauhi kita. Akibatnya kita akan membenarkan kecurigaan dan kewaspadaan ini sejak awal sudah benar sehingga kita akan terpukul. Parahnya kita cenderung mengulangi perilaku mengalahkan diri sendiri (sedikit bertanya/bicara karena takut, sedikit senyum/ramah karena gelisah) dalam segala situasi. Perilaku mengalahkan diri sendiri yang lainnya seperti mencari-cari alasan untuk menolak undangan, tidak memberi ucapan selamat akan kebaikan orang lain, serius menanggapi gurauan, menggunakan bahasa tubuh yang defensive (bersedekap, berdiri dengan kedua tangan di saku, mengobrak-abrik isi dompet, sibuk memeriksa HP), menjawab pendek, bicara terlalu mendominasi, tidak bertanya kehidupan.pendapat orang lain dan mengakui kesalahan/kegelisahan kita pada orang yang baru kita jumpai. Langkah untuk menangani hal ini adalah dengan mencoba mengenali sedikitnya tidak perilaku (meski kelalaian, keliatan cukup ringan dan bisa dibenarkan sekalipun) yang menjauhkan orang lain. Kemudian ingat-ingat dan usahakan untuk menghindarinya agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

Penanganan C : menggunakan perspektif orang lain. Perspektif taking/membaca dengan tepat pendapat orang lain merupakan otot hubungan yang sangat penting karena hal ini mampu memudahkan kita untuk memahami prioritas, motovasi, antisipasi perilaku serta membayangkan reakti orang lain. Keuntungan yang kita peroleh dari perspektif taking adalah kemampuan bernegosiasi, kerjasama, menyusun strategi, memecahkan masalah, komunikasi efektif, mengakses sifat peduli, mementingkan orang lain dan empati. Cara paling cepat untuk merehabilitasi otot hubungan ini adalah dengan mengetahui kesalahan besar perspektif taking dan mengoreksinya. Pertama, kegagalan dalam melibatkan otot perspektif taking pada saat yang seharusnya dikarenakan kita memang  tidak pernah berusaha memahami orang lain. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencoba memosisikan diri di posisi orang lain untuk memahami mereka dengan baik, misalnya memahami lelucon orang lain. Kedua, lebih mengutamakan pendapat sendiri yang menyebabkan kita tidak mampu memberikan pertimbangan yang cukup terhadap pandangan orang lain. Hal ini rawan terjadi dikala komunikasi elektronik sehingga diperlukan pertimbangan yang cukup menyangkut pendapat orang lain terhadap penafsiran mereka tentang komunikasi elektronik.

Ketiga, mempertimbangkan informasi yang salah. Sebagai contoh kita sering melakukan penilaian terhadap pilihan seseorang berdasarkan diri kita sebagai acuan yang jelas sekali ini akan menunjukkan pertimbangan informasi yang salah. Untuk meminimalkan hal ini maka diperlukan upaya kita untuk memperhatikan ekspresi seseorang dan menjauhi yang namanya gossip. Dalam hal urusan asmara kegagalan perspektif taking disebabkan karena sudah saling mengenal sehingga menimbulkan perasaan sudah paham/mampu menilai pandangan pasangan kita tanpa perlu melakukan pertimbangan lagi yang pada akhirnya hanya akan membuat kita tidak disukai oleh pasangan kita sendiri. Untuk mengatasi ini adalah dengan tidak mendominasi pembicaraan terhadap pasangan kita yang kurang mampu menyampaikan tentang perasaan dan harapannya.

Penanganan D : mempererat ikatan emosional. Untuk mempererat emosional ini perlu dilakukan pengasahan rasa empati agar kita bisa mampu dengan baik memahami emosi yang dirasakan orang lain. Beberapa cara untuk menumbuhkan empati adalah dengan membayangkan diri kita dalam situasi orang lain, memahami konteks (cara berpikir seseorang, pengalaman, ketakutan, keraguan, harapan, apa yang terjadi, hubungan lain yang terjadi pada seseorang), dan menyampaikan pemahaman dengan sungguh-sungguh agar orang itu menyadari kita sudah mencurahkan segala pikiran dan usaha untuk menghargainya.

Penanganan E : menciptakan peluang untuk menjalin hubungan sosial. Cara terbaik untuk mengatasi perasaan rapuh, mengurangi keraguan dan menghindari sebutan orang kesepian adalah mendekati berbagai situasi dengan tujuan yang lebih besar, seperti memiliki agenda tambahan mendokumentasikan kegiatan saat berlibur bersama teman untuk menambah tulisan blog. Beberapa cara yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan daring karena daring merupakan secound life kita yang memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang lain  yang memiliki hobi dan minat yang sama. Hal lainnya bisa dilakukan dengan menjadi relawan untuk menolong orang lain. Hal ini akan meningkatkan perasaan berharga dan diinginkan orang lain secara sosial sehingga sangat ampuh untuk mengusir kesepian klinis kita.

Penanganan F : mengadopsi teman baik. Hal ini bisa dilakukan dengan memelihara hewan. Memelihara hewan mampu menjadi support bagi kita merasa tenang dan nyaman pasca trauma dan luka tragis lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar