(Resume
BAB II Pertolongan Pertama pada Emosi Anda dibuat oleh Riwayat Nanik Lestari
pada 22 Syawal 1441/14 Juni 2020)
Ientitas Buku:
Judul Buku :
Pertolongan Pertama pada Emosi Anda
Pengarang :
Guy Winch, Ph. D.
Penerjemah :
Th. Dewi Wulansari
Penerbit :
Gemilang, Jakarta
Tebal Halaman : 448 halaman
Resume:
Buku dengan judul Pertolongan Pertama pada
Emosi Anda ini memiliki pokok bahasan sebanyak 7 bab, yakni penolakan,
kesepian, rasa kehilangaan dan trauma, rasa bersalah, ruminasi, kegagalan dan
rasa rendah diri. Setiap bab di buku ini di bahas mengenai luka-luka tersebut
dan kemudian dibahas mengenai cara penanganan yang mungkin bisa kita lakukan.
Sebagai catatan, setiap cara penanganan dalam setiap luka boleh dipraktikkan
apabila kondisi mental praktikan sudah benar-benar kuat. Panduan ini hanya
diperuntukkan untuk luka-luka ringan dan apabila pemakai merasa memiliki
tingkat luka yang cukup parah yang ditandai dengan ketidakmampuan secara mental
menerima isi dari buku ini maka disarankan harus melakukan penanganan yang
lebih serius bersama ahlinya.
BAB II – Kesepian
Pembahasan
Dunia yang menyempit
karena mudahnya komunikasi bisa terbentuk melalui jaringan sosial/media seharusnya
mampu mengusir kesepian, tetapi kenyataan sering berlawanan sebab yang
menentukan rasa kesepian bukanlah kuantitas hubungan tapi kualitas hubungan serta
seberapa jauh diri kita menganggap bahwa kita terasing (secara sosial maupun
emosional). Kesepian memiliki kesamaan dengan merokok yang menggerogoti
kesehatan/mengurangi usia hidup kita seiring dengan intensitas seringnya kita
merokok karena dapat membahayakan dengan cara yang jauh melampaui pembatasan
terhadap kebahagiaan mendasar kita yang bisa memicu depresi klinis,
pikiran/perilaku bunuh diri, permusuhan dan gangguan tidur. Kesepian mengancam
kesehatan secara umum (seperti gangguan sistem kardiovaskuler, gangguan sistem
endokrin dan gangguan sistem imunitas) dan gangguan mental (seperti
ketidakmampuann mengambil keputusan, menurunnya perhatian dan konsentrasi,
terganggunya penilaian terhadap sesuatu serta ancaman penyakit alzeimer), serta
hilangnya rasa keterdsakan yang menyebabkan kita jarang mendahulukan kebutuhan
untuk melepaskan diri dari cengkeramannya dan merawat luka psikologis kita. Kesepian
bersifat menular dengan tingkat kedahsyatan penularan bergantung pada tingkat
kedekatan antara orang yaag kesepian dengan orang yang tidak kesepian, baik
orang yang di dalam/luar lingkungan dekat orang yang sedang kesepian.
Luka Akibat
Kesepian
Kesalahan persepsi yang menyakitkan : mengapa kita
merasa tidak terlihat tetapi rasa kesepian kita tampak. Mengingat masa kesepian/terasing secara sosial
(seperti tidak diundang dalam acara ulang tahun teman) sudah membuat kita
memberikan penilaian negatif tentang sistem pendukung sosial kita saat ini,
memunculkan rasa malu, meningkatkan kegelisahan sosial, membuat suasana hati
dan rasa percaya diri jatuh serta merusak optimisme. Kesepian membuat kita
menilai orang lain dan dan hubungan/interaksi sosial yang kita miliki dengan
penilaian yang kasar dan negatif. Kesepian juga mempengaruhi bagaimana orang
lain melihat kita sebagai orang yang kurang menarik/kurang cerdas sehingga
mereka menjauhi kita. Hal ini merupakan ironi dari kesepian dimana kita merasa
tidak terlihat akan tetapi orang lain bisa melihat kita dengan jelas bahkan
mereka mampu melihat kesepian yang kita alami.
Ramalan yang mengalahkan diri sendiri : mengapa
berusaha lebih keras justru mengarah pada kegagalan. Periode transisi/perubahan menjadi awal mula kesepian
itu terjadi dan kita akan melakukan penyesuaian sehingga terbebas dari
kesepian. Namun, apabila kita gagal melepaskan diri dalam periode waktu yang
sewajarnya, kita menjadi terjebak di dalamnya, dibuat tidak berdaya karena
gelombang sakit emosional, dikalahkan oleh rasa tidak berharga dan putus asa
dan dikuasai kehampaan karena keterasingan sosial dan emosional yang kita
alami. Hal ini disebabkan oleh persepsi keliru yang menyakitkan, kita lari
menuju lingkungan perlindunan diri dan penghindaran yang menciptakan ramalan
yang dipenuhi rasa kesendirian sehingga tanpa sadar menjauhkan orang lain dari
kita.Kebimbangan dan ketidakpercayaan memenuhi diri kita setelah lama mengalami
penolakan dan kesepian yang memunculkan ketakutan. Akibatnya kita
mendekati/berinteraksi dengan orang lain dengan sikap tidak percaya, curiga,
sinis dan gelisah atau bahkan menghindari mereka. Semakin lama kita terjebak dalam
kesepian maka kita akan semakin membuat siapapun enggan berinteraksi dengan
kita sehingga hal ini menjadi pendorong bagi kita merasa sebagai korban yang
pasif dari dunia yang keras/kejam. Meski sebenarnya adalah kita sendiri yang
menjadi kontributor utama yang menyebabkan kita menjadi korban, namun kita
tidak mampu menyadarinya dengan mudah.
Otot hubungan yang terhenti : kita memanfaatkan
mereka/kita kehilangan mereka.
Ketika kita tidak memiliki hubungan yang berarti dan dalam dengan orang
lian/tidak mampu mencurahkan diri kita ke dalam hubungan yang kita miliki
berarti kita tidak lagi melakukan rangkaian keahlian yang dibutuhkan untuk
menjaga hubungan. Hal ini karena kita gagal menggunakan otot-otot relasi secara
teratur/tidak menggunakannya dengan benarsehinga otot kita melemah/kehilangan
kemampuannya. Untuk mengatasinya kita perlu mempelajari kemampuan baru serta menemukan
keberanian untuk praktik, apapun resiko emosional yang ditimbulkan. Memahami
kebutuhan/perasaan seseorang dari perspektif
orang tersebut penting untuk menciptakan/mempertahankan pertemnan yang
dekat/keintiman emosional.
Penanganan
Kesepian akibat hubungan yang
mengalami perpisahan akan terasa lebih lega apabila kita melakukan
langkah-langkah untuk menjalin hubungan dengan teman-teman maupun orang-orang
terkasih kita.ada enam langkah penanganan yang bisa kita lukakn untuk menangani
luka psikologis akibat kesepian. Penanganan A dan B (mengenali perilaku
mengalahkan diri sendiri) ditujukan untuk memperbaiki kesalahan persepsi yang
disebabkan oleh kesepian dan perilaku mengalahkan diri sendiri. Penanganan C
(memperhatikan sudut pandang orang lain) dan D (memperkokoh ikatan emosional)
untuk memperkuat otot-otot relasi yang penting bagi pembentukan hubungan
baru/memperkuat hubungan yang sudah terjalin. Penanganan E (menciptakan peluang
bagi terjalinnya koneksi sosial) untuk mengenali kesempatan-kesempatan baru
untuk menjalin ikatan sosial. Penanganan E (mengadopsi hewan) untuk mengurangi
penderitaan sosial, khususnya bagi yang memiliki pilihan terbatas untuk
mengembangkan/memperbaiki kualitas hubungan sosial.
Penanganan A : singkirkan kacamata yang diwarnai dengan
pikiran negatif. Kesepian membuat
kita selalu waspada, siap untuk menghadapi kekecewaan dan penolakan yang kita
percaya pasti datang sehingga kita kehilangan koneksi sosial dengan cara yang
membuat orang lain menjauhi kita. Untuk menyingkirkan kacamata ini ada beberapa
step yang harus kita lakukan. Pertama, melawan sikap pesimis (memikirkan/membayangkan
hal buruk tentang diri kita dalam sebuah interaksi sosial) degan membayangkan skenario
keberhasilan yang wajar, serta membiarkan orang lain mengenali kita, mengobrol
sedikit, bertukar salam, mengomentari cuaca, menanyakan akhir pekan pada orang
lian. Keuda, menghilangkan tuduhan/sikap skeptis (pikiran buruk mengenai
bagaimana perasaan orang lain terhadap kita) dengan mengingat sejarah bagaimana
bisa bersama dengan orang lain tersebut dan pengalaman bersama apa yang membuat
hubungan/persahabatan terjalin dan bertahan sejauh ini. Terakhir, bertindak
untuk mengalahkan perasaan sebagai korban pasif (merasa tidak mampu mengubah
keterasingan sosial, emosional dan keintiman) dari dunia yang kejam. Adapun
beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam bertindak:
1. Memeriksa nomor telepon/alamat telepon/kontak sosial
media lainnya, kemudian membuat daftar orang yang kita anggap teman/kenalan
baik.
2. Mencatat kapan terakhir berinteraksi pada
masing-masing orang.
3. Menyusun daftar berdasakan siapa saja yang pernah
membuat kita banga pada diri kita. Lalu menghubungi 2-3 orang pada akhir pekan.
4. Mengunjungi situs-situs yag memuat daftar pertemuan,
lalu mencari kategori mereka untuk melakukan meeting.
5.
Mengenali >2
kegiatan/hobi/topik yang menarik bagi kita untuk mengikuti pertemuan-pertemuan
itu kemudian menggunakan daftar teman-teman kita untuk diajak gunak menciptakan
hubungan pertemanan yayng baru.
Penanganan B : kenali perilaku yang mengalahkan diri
sendiri. kesepian membuat kita
mendekati orang dengan sikap waspada, curiga dan keraguan yang nanmpak jelas
sehingga membuat mereka menjauhi kita. Akibatnya kita akan membenarkan
kecurigaan dan kewaspadaan ini sejak awal sudah benar sehingga kita akan
terpukul. Parahnya kita cenderung mengulangi perilaku mengalahkan diri sendiri
(sedikit bertanya/bicara karena takut, sedikit senyum/ramah karena gelisah)
dalam segala situasi. Perilaku mengalahkan diri sendiri yang lainnya seperti
mencari-cari alasan untuk menolak undangan, tidak memberi ucapan selamat akan
kebaikan orang lain, serius menanggapi gurauan, menggunakan bahasa tubuh yang
defensive (bersedekap, berdiri dengan kedua tangan di saku, mengobrak-abrik isi
dompet, sibuk memeriksa HP), menjawab pendek, bicara terlalu mendominasi, tidak
bertanya kehidupan.pendapat orang lain dan mengakui kesalahan/kegelisahan kita
pada orang yang baru kita jumpai. Langkah untuk menangani hal ini adalah dengan
mencoba mengenali sedikitnya tidak perilaku (meski kelalaian, keliatan cukup
ringan dan bisa dibenarkan sekalipun) yang menjauhkan orang lain. Kemudian
ingat-ingat dan usahakan untuk menghindarinya agar tidak terulang lagi di masa
yang akan datang.
Penanganan C : menggunakan perspektif orang lain. Perspektif taking/membaca dengan tepat pendapat orang
lain merupakan otot hubungan yang sangat penting karena hal ini mampu
memudahkan kita untuk memahami prioritas, motovasi, antisipasi perilaku serta
membayangkan reakti orang lain. Keuntungan yang kita peroleh dari perspektif
taking adalah kemampuan bernegosiasi, kerjasama, menyusun strategi, memecahkan
masalah, komunikasi efektif, mengakses sifat peduli, mementingkan orang lain
dan empati. Cara paling cepat untuk merehabilitasi otot hubungan ini adalah
dengan mengetahui kesalahan besar perspektif taking dan mengoreksinya. Pertama,
kegagalan dalam melibatkan otot perspektif taking pada saat yang seharusnya
dikarenakan kita memang tidak pernah
berusaha memahami orang lain. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencoba
memosisikan diri di posisi orang lain untuk memahami mereka dengan baik,
misalnya memahami lelucon orang lain. Kedua, lebih mengutamakan pendapat
sendiri yang menyebabkan kita tidak mampu memberikan pertimbangan yang cukup
terhadap pandangan orang lain. Hal ini rawan terjadi dikala komunikasi
elektronik sehingga diperlukan pertimbangan yang cukup menyangkut pendapat
orang lain terhadap penafsiran mereka tentang komunikasi elektronik.
Ketiga, mempertimbangkan
informasi yang salah. Sebagai contoh kita sering melakukan penilaian terhadap
pilihan seseorang berdasarkan diri kita sebagai acuan yang jelas sekali ini
akan menunjukkan pertimbangan informasi yang salah. Untuk meminimalkan hal ini
maka diperlukan upaya kita untuk memperhatikan ekspresi seseorang dan menjauhi
yang namanya gossip. Dalam hal urusan asmara kegagalan perspektif taking disebabkan
karena sudah saling mengenal sehingga menimbulkan perasaan sudah paham/mampu
menilai pandangan pasangan kita tanpa perlu melakukan pertimbangan lagi yang
pada akhirnya hanya akan membuat kita tidak disukai oleh pasangan kita sendiri.
Untuk mengatasi ini adalah dengan tidak mendominasi pembicaraan terhadap
pasangan kita yang kurang mampu menyampaikan tentang perasaan dan harapannya.
Penanganan D : mempererat ikatan emosional. Untuk mempererat emosional ini perlu dilakukan
pengasahan rasa empati agar kita bisa mampu dengan baik memahami emosi yang
dirasakan orang lain. Beberapa cara untuk menumbuhkan empati adalah dengan
membayangkan diri kita dalam situasi orang lain, memahami konteks (cara
berpikir seseorang, pengalaman, ketakutan, keraguan, harapan, apa yang terjadi,
hubungan lain yang terjadi pada seseorang), dan menyampaikan pemahaman dengan
sungguh-sungguh agar orang itu menyadari kita sudah mencurahkan segala pikiran
dan usaha untuk menghargainya.
Penanganan E : menciptakan peluang untuk menjalin
hubungan sosial. Cara terbaik untuk
mengatasi perasaan rapuh, mengurangi keraguan dan menghindari sebutan orang
kesepian adalah mendekati berbagai situasi dengan tujuan yang lebih besar,
seperti memiliki agenda tambahan mendokumentasikan kegiatan saat berlibur
bersama teman untuk menambah tulisan blog. Beberapa cara yang bisa kita lakukan
adalah memanfaatkan daring karena daring merupakan secound life kita yang
memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki hobi dan minat yang sama. Hal lainnya
bisa dilakukan dengan menjadi relawan untuk menolong orang lain. Hal ini akan
meningkatkan perasaan berharga dan diinginkan orang lain secara sosial sehingga
sangat ampuh untuk mengusir kesepian klinis kita.
Penanganan F : mengadopsi teman baik. Hal ini bisa dilakukan dengan memelihara hewan. Memelihara hewan mampu menjadi support bagi kita merasa tenang dan nyaman pasca trauma dan luka tragis lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar